Suatu komunitas yang membantu masyarakat tentang darah

Komunitas donor darah ini juga sudah menjadi mitra PMI. (foto: Dok. istimewa)

Sulitnya mendapatkan stok darah serta minimnya persediaan di Palang Merah Indonesia (PMI) membuat Nurirwansyah Putra bersama sejumlah rekannya yang lain membetuk komunitas donor darah yang bisa dihubungi 24 jam.

Berkecimpung dalam donor darah sejak tahun 2012, membuat Muliono paham betul mengenai sulitnya memenuhi kebutuhan darah di PMI Karimun, apalagi jika yang membutuhkan memiliki golongan darah yang sulit didapat.

Hal itulah yang mendasari pria kelahiran Palembang, 07 Juli 1985 ini tergugah untuk membantu menyelesaikan masalah tersebut. Puncaknya, di tahun 2015 lalu, ia membentuk komunitas darah yang lebih spesifik, yakni Relawan donor darah Kepri Karimun.

“Kita sudah aktif di donor darah dari tahun 2012. Tapi tahun 2016, kita membentuk komunitas khusus untuk donor darah,” katanya, Senin (23/9).

Berawal dari sekitar 3 orang anggota, komunitas ini terus memberikan donor darah baik langsung ke keluarga anggota ataupun pasien maupun memenuhi kelangkaan darah di PMI.

“Melalui komunitas kita bisa lebih mudah menbantu orang, dan bisa mengummpulkan orang-orang dengan ide yang sama. Yakni membantu sesama serta berbuat baik,” katanya.

Mul bilang, apa yang dijalaninya ini soal kemanusiaan. Bukan untuk mencari keuntungan. Sebab, bantuan itu mereka berikan secara gratis bagi orang yang benar-benar membutuhkan. Komunitas ini juga sudah menjadi mitra PMI dan RS di Karimun.

Memang tidak mudah, apalagi banyak orang yang masih apatis dengan kelangkaan darah. Selain itu, di masyarakat juga banyak mitos mengenai donor yang tidak benar.

Seperti; donor darah membuat gemuk, bisa ketagihan, bila lewat waktu donornya bisa membuat sakit kepala, dan lainnya yang mejadi kendala.

“Donor itu sakit, jarumnya besar. Tapi lebih sakit kalau kita tidak bisa membantu terhadap mereka yang membutuhkan darah,” katanya.

Oleh karena itu, ia berpesan khususnya kepada anak muda di tanjung balai Karimun agar terus berbuat baik karena hal itu lah yang akan menjadi bekal di akhirat.

“Donor itu sakit, jarumnya besar. Tapi lebih sakit kalau kita tidak bisa membantu terhadap mereka yang membutuhkan darah,” katanya.